Ratusan siswa SDN Margomulyo 1 dan ribuan warga Ngawi lainnya memadati sepanjang jalan yang dilalui arak-arakan Kirab Pusaka kabupaten Ngawi, Rabu (06/07/22). Pusaka yang dikirab kali ini ada 4 pusaka yaitu pusaka Tombak Kiai Singkir beserta Songsong Agung Tunggul Warono dan Tombak Kiai Songgolangit beserta Songsong Agung Tunggul Wulung. Keempat pusaka ini adalah bagian dari perjalanan sejarah Kabupaten Ngawi yang harus selalu dilestarikan keberadaannya.
Kirab Pusaka Melewati Jl. Yos Sudarso didepan SDN Margomulyo 1 Ngawi |
Menurut para sesepuh Ngawi, pusaka-pusaka ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Ngawi, sangat erat hubungannya dengan tahapan terbentuknya Pemerintahan kabupaten Ngawi. Mulai dari dusun, desa hingga mulai terbangun sebuah pemerintahan serta mendapatkan pengakuan dilingkup Matraman, disitulah bibit kawit Pemerintahan kita saat ini.
Kirab yang menempuh jarak kurang lebih lima kilometer ini diawali dari Pendopo Ngawi Purba menuju perempatan Kartonyono kemudian berakhir di Pendopo Wedya Graha Ngawi. Adapun Kirab Pusaka tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang diadakan dalam rangka menyambut hari jadi kabupaten Ngawi ke-664.
Menurut Ony Anwar selaku bupati Ngawi, Kirab Pusaka bisa dimaknai sebagai refleksi budaya, karena pusaka-pusaka ini dahulunya pernah menjadi senjata untuk memerangi penjajah. “Sejarah budaya ini akan terus kita jaga, agar diketahui generasi muda tentang bukti sejarah kegigihan pendahulu memerangi penjajah,” lanjutnya.
Bupati Ngawi Ony Anwar dan Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko |
Meski cuaca cukup panas namun para siswa SDN Margomulyo 1 mengaku senang dan antusias dalam menyambut datangnya Kirab Pusaka kali ini. Mereka berjejer rapi disepanjang jalan didepan gerbang SDN Margomulyo 1 Ngawi didampingi oleh ibu dan bapak guru yang juga dengan antusias menyambut datangnya kirab dengan mengenakan busana daerah dan kain kebaya.
Menurut Suyati Nur Rahma selaku salah satu guru yang mendampingi anak-anak menyaksikan Kirab Pusaka menyatakan bahwa anak-anak perlu dikenalkan dengan budaya daerahnya sejak dini, agar anak-anak bisa mengetahui sejarah asal-usul daerahnya. Adapun cara memperkenalkannya bisa lewat cerita, membaca buku tentang sejarah, berkunjung ketempat-tempat bersejarah atau dengan menyaksikan Kirab Pusaka semacam ini.(ArliBuono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar