SDN Margomulyo 1 Ngawi Maju ke Grand Final Lomba Budaya Mutu

Perhelatan Grand Final Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar 2017 yang dilaksanakan di The Rich Jogja Hotel, Jogjakarta, telah resmi dibuka oleh Direktur  Jenderal (Dirjen) Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad PhD, Rabu (8/11). Kegiatan yang berlangsung selama empat hari,  7-10 Nopember 2017 itu mengundang 217 SD se-Indonesia yang terdiri dari tiga kategori:  SD rujukan sebanyak 175 sekolah, SD Negeri Rintisan PPK (penguatan pendidikan karakter) sebanyak 21 sekolah dan SD Swasta rintisan PPK sebanyak 21 sekolah.

 ibu Winartiningsih, S.Pd., M.M.Pd. ketika memaparkan Budaya Mutu yang ada di SDN Margomulyo 1 Ngawi

Materi penilaian Lomba Budaya Mutu di sekolah dasar ini mencakup beberapa aspek, termasuk menejemen, pembelajaran dan ekstrakurikuler. Penilaian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu praseleksi, visitasi, dan grand final melalui presentasi dan wawancara. grand final merupakan penilaian tahap terakhir untuk menetapkan kejuaraan lomba budaya mutu di sekolah dasar.

SDN Margomulyo 1 merupakan salah satu finalis yang maju ke babak grand final dan bersaing dengan 175 SD Rujukan lainnya. Meski belum mendapat hasil yang terbaik, namun  dengan masuknya SDN Margomulyo 1 sebagai nominasi sudah cukup membuat Winartiningsih, S.Pd. M.M.Pd selaku kepala sekolah SDN Margomulyo 1 bangga. Beliau mengungkapkan bahwa keberhasilan SDN Margomulyo 1 bisa sampai maju ke babak grand final ini adalah berkat kerjasama tim SDN Margomulyo 1 yang cukup solid.

 ibu Winartiningsih, S.Pd., M.M.Pd. dan Frestia Fatikhatil Kharo, S.Pd

Turut hadir dari SDN Margomulyo 1 Ngawi sebagai pendamping dalam acara tersebut Frestia Fatikhatil Kharo, S.Pd selaku ketua Tim Pembelajaran dalam pelaksanaan Budaya Mutu di SDN Margomulyo 1 Ngawi. Beliau mengungkapkan bahwa keberhasilan ini bukan semata-mata hasil kerja dari tim, melainkan sekolah juga merangkul orang tua siswa dan juga merangkul masyarakat. Untuk itu dalam menggenjot mutu dan penguatan nilai-nilai karekter kami lebih banyak intensitasnya bertemu dengan wali murid, lebih sering bertemu dengan ketua dan pengurus komite dan membuat acara-acara di sekolah yang melibatkan orang tua.